Assalamu'alaykum....Hellooo..... =)


Wednesday, December 29, 2010

The Name is Devin

Kisah di bawah ini adalah postingan seorang teman, Noverdianto Arsyad yang kebetulan mendapat penugasan audit ke kota Kupang, kota yang penuh cerita. Terkesan dengan catatan perjalanannya di bandara El Tari, membuat saya ingin merekamnya di blog ini. Alhamdulillah, alhasil, diijinkan untuk repost di blog ini, tengkyuuu pak.. =).

Speechlessss saat membaca kisah ini, betapa memalukannya kita yang selalu mengeluh jika pekerjaan kantor sedang banyak2-nya... ditambah lagi kalau sedang kuliah dan mendapatkan tugas yang sejibun. Padahal hasil jerih payah dari itu semua juga kita akan nikmati, gaji yang besar atau title yang akan menambah nilai jual cv kita. Tapi tidak dengan Devin.. yup dia tidak memperoleh apa-apa setelah merapikan troly-torly di bandara El Tari. Bocah cerdas itu mengerjakannya dengan sepenuh hati dan dengan senyumannya yang indah. Terimakasih Devin atas pelajaran berharga yang kau tunjukkan kepada kami yang masih jauh dari sikap mensyukuri atas semua nikmat yang kami peroleh.

Perjalanan panjang yang melelahkan akhirnya berakhir juga. Setelah mengalami delay 30 menit, dan diangkasa selama 2 jam, akhirnya pesawat yang membawaku mendarat di Bandara El Tari, Kupang Nusa Tenggara Timur. Jam sudah menunjukkan pukul 18.15 WIT. Setelah mengambil barang bawaan, segera mencari penjemput dari hotel tempat menginap selama di Kupang. Ternyata yang menjemput baru berangkat dari hotel. Perasaan lelah dan kesal langsung berkecamuk, mana bandara sudah mulai sepi, hanya tinggal beberapa orang yang berlalu lalang. Seketika pandangan mata ini tidak bisa lepas melihat sesosok anak kecil yang dari tadi bermain kereta dorong untuk membawa barang bawaan para penumpang. Badannya yang kecil, sedikit lebih tinggi dari kereta yang dibuat mainan itu. Segera aku keluarkan kamera dari tas ransel untuk mengabadikan momen menarik ini. Tapi setelah memperhatikan dengan seksama, ternyata aku salah, dia tidak sedang bermain. Dia ternyata sedang menata kereta dorong tersebut. Dia yang mengambil kereta dorong yang berserakan tidak beraturan di dalam maupun di pelataran parkir bandara. Dia mengambil satu per satu, kemudian setelah agak banyak, didorongnya kereta-kereta tersebut ke tempat asalnya. Begitu seterusnya, hingga tidak ada lagi kereta yang tercecer, dan sudah tertata rapi dipintu kedatangan penumpang. Tidak ada sedikit pun rasa lelah di wajahnya, khas anak kecil, semuanya dilakukan dengan senyuman, seakan-akan sedang bermain. Menurut beberapa orang disana, dia adalah anak seorang pedangang kaki lima yang berjualan di sekitar bandara dan sudah terbiasa merapikan kereta dorong, tanpa ada yang menyuruh apalagi digaji. Setelah semua tertata rapi, aku pun mencoba berkenalan dengannya. Ternyata namanya Devin, anak asli Kupang kelas 2 Sekolah Dasar di dekat bandara. Dia setiap malam memang ke bandara El Tari untuk menemani ibunya yang sedang berjualan. Ketika ditanya, siapa yang menyuruhnya mengatur kereta, dia bilang tidak ada yang menyuruh. Sangat terkejut mendengar jawaban polos seorang bocah kupang berumur tujuh tahun tersebut. Ia telah melakukan sebuah pekerjaan yang tidak seharusnya ia lakukan. Pekerjaan yang membuatnya harus mengurangi waktu bermain dengan teman sebayanya. Tapi buat Devin, pekerjaan tersebut adalah waktunya buat bermain. Bermain dengan kereta dorong yang diletakkan disembarang tempat oleh para penumpang pesawat udara. Tanpa ada yang menyuruh, tanpa ada paksaan, dan tanpa ada imbalan…


Sayangnya obrolan santai ini harus berakhir ketika mobil hotel telah datang menjemput. Setelah berpamitan, dia pun bergegas lari untuk bergabung dengan teman-teman sebayanya yang sedang bermain, tidak jauh dari tempat kita ngobrol. Sebuah pelajaran yang sangat menarik dari seorang bocah yang bernama Devin…



No comments: